Pele sempat terkena skandal korupsi saat menjabat sebagai Menteri Olahraga Brasil
Edson Arantes do Nascimento, atau yang lebih akrab disapa Pele, dikenal sebagai salah satu legenda sepak bola Brasil dan dunia. Kiprahnya di lapangan hijau tak perlu diragukan lagi dengan mengantarkan tim Samba meraih tiga gelar juara Piala Dunia (1958, 1962, dan 1970) dan berbagai gelar individu selama kariernya. Setelah pensiun dari sepak bola pada 1977, Pele melangkah ke dunia politik dengan tujuan membawa perubahan positif bagi Brasil.
Pada 1995, Pele dilantik sebagai Menteri Olahraga Brasil. Di bawah kepemimpinannya, ia fokus pada pemberantasan korupsi dalam sepak bola Brasil. Dia bahkan menggagas "Pele Law" yang bertujuan untuk meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan olahraga. Namun, dirinya mundur pada 2001 karena diduga terlibat dalam skandal korupsi di kementeriannya.
Selain pernah menjadi Menteri Olahraga, Pele juga pernah ditunjuk sebagai Duta Besar UNESCO, Duta Besar PBB untuk bidang ekologi dan lingkungan, dan Duta Besar UNICEF untuk bidang pendidikan. Ia aktif dalam berbagai kegiatan sosial dan politik, termasuk mengkampanyekan perdamaian, pendidikan, dan anti-rasisme. Selain itu, ia mendirikan Pele Foundation pada 2001 untuk membantu meningkatkan kualitas hidup anak-anak di Brasil.
Baca Juga: 8 Peristiwa Politik Paling Kontroversial di Dunia Sepanjang Masa
Roberto Dinamite punya karier politik panjang sebagai anggota parlemen Rio de Jainero
Roberto Dinamite merupakan salah satu pemain sepak bola Brasil yang berpartisipasi pada Piala Dunia 1982 dan 1986. Dia dikenal karena kemampuannya mencetak gol dan menjadi pencetak gol terbanyak sepanjang masa untuk klub Vasco da Gama. Dirinya juga pernah meniti karier di Eropa bersama Barcelona pada 1980 meski hanya menetap setengah musim.
Di luar lapangan, Dinamite memiliki karier politik yang cukup panjang. Setelah pensiun dari dunia sepak bola pada 1993, Dinamite terjun ke dunia politik. Ia terpilih sebagai anggota parlemen federal pada sejak 1994 dan terus menjabat hingga 2010.
Saat menjabat sebagai anggota parlemen Rio de Jainero, Dinamite sempat mencalonkan diri sebagai Presiden Klub Vasco da Gama pada 2003 dan 2006. Barulah pada 2008, dia terpilih sebagai Presiden Klub. Setahun selanjutnya, klub ia naungi berhasil promosi ke kasta tertinggi Liga Brasil setelah menjuarai Serie B Liga Brasil pada 2008/2009.
Kisah para legenda sepak bola Brasil ini menunjukkan bahwa olahraga dan politik memiliki hubungan yang erat. Olahraga dapat menjadi platform untuk mengangkat isu-isu sosial dan politik sehingga para atlet dapat menggunakan pengaruh mereka untuk mendorong perubahan positif di masyarakat.
Baca Juga: Menilik Situs Bijak Memilih, Solusi Pemilih agar Tak Salah Pilih
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.
Zico memberikan dampak positif bagi olahraga Brasil meski hanya menjabat sesaat di pemerintahan
Lanjutkan membaca artikel di bawah
Nama Zico mulai melejit sebagai pesepak bola saat dirinya menjadi bagian dari Timnas Brasil pada 1982. Meski Selecao gagal meraih gelar juara, penampilan Zico memukau dunia dan membuatnya digadang-gadang sebagai salah satu pemain terbaik di dunia. Ia bahkan dijuluki "Pele berkulit Putih" karena gaya permainannya yang mirip dengan legenda sepak bola Brasil Pele.
Setelah pensiun dari dunia sepak bola, Zico ditunjuk sebagai Menteri Olahraga Brasil pada 1990. Meski hanya menjabat setahun lebih, jasanya bagi industri olahraga Brasil bisa dibilang cukup besar. Dia membantu meloloskan sebuah rancangan undang-undang yang bertujuan untuk membantu klub-klub olahraga dalam urusan bisnis dan memastikan bahwa mereka dijalankan secara lebih profesional.
Setelah tidak menjabat lagi di pemerintahan, Zico sempat bermain untuk Kashima Antlers di Jepang hingga tahun 1994. Setelah pensiun, ia pernah menjadi pelatih bagi beberapa tim, termasuk Timnas Jepang, Irak, dan Fenerbahce. Dirinya juga kini masih berkecimpung di dunia sepak bola sebagai penasehat bagi Kashima Antlers.
Pada 2015, Zico kembali menunjukkan ambisinya dengan mengumumkan niatnya untuk mencalonkan diri sebagai presiden FIFA. Namun, usahanya untuk memimpin organisasi sepak bola dunia tersebut terhambat oleh kurangnya dukungan dari asosiasi sepak bola nasional. Zico akhirnya mundur dari pencalonan dan meninggalkan impiannya untuk memimpin FIFA.
Socrates dikenal sebagai simbol perlawanan rakyat terhadap rezim militer Brasil
Pemain bernama lengkap Sócrates Brasileiro Sampaio de Souza Vieira e Oliveira dikenal sebagai pesepak bola cerdas. Selain dikenal sebagai kapten Timnas Brasil pada Piala Dunia 1982 dan 1986, ia juga memiliki gelar akademik di bidang kedokteran. Hal inilah yang membuatnya mendapat julukan Doctor Socrates.
Socrates memulai karier sepak bolanya di Botafogo dan kemudian Corinthians, di mana ia menjadi kapten dan ikon tim. Di luar lapangan, ia dikenal karena kecerdasan dan pemikirannya yang kritis terhadap rezim militer Brasil pada 1980-an. Ia menjadi simbol perlawanan dan harapan bagi rakyat Brasil yang mendambakan demokrasi. Salah satu momen ikoniknya terjadi ketika dirinya mengenakan ikat kepala bertuliskan tentang perlawanan pada Piala Dunia 1986.
Setelah pensiun dari sepak bola pada 1989, Socrates terjun ke dunia politik. Ia mencalonkan diri sebagai anggota parlemen federal, tetapi gagal. Ia lalu mendirikan sebuah gerakan politik bernama Corinthians Democracy yang menjadi wadah demokrasi dan keadilan sosial bagi rakyat Brasil.
Socrates terus mengkritik rezim militer dan memerjuangkan demokrasi di Brasil. Ia memimpin demonstrasi dan berbicara di depan umum, menyerukan perubahan politik dan sosial. Pada 1990, rezim junta militer akhirnya runtuh dan Brasil memasuki era demokrasi.
Terlihat jelas bahwa sepak bola menjadi olahraga yang paling diminati oleh orang Indonesia. Mulai dari penggemar pemain sepak bola dalam negeri hingga pemain kelas dunia yang memiliki banyak prestasi.
Dalam dunia sepak bola tentunya setiap tim memiliki pemain unggul yang diakui keahliannya dalam olahraga ini. Kali ini aku akan memberikan ulasan tentang 10 Pemain Legenda Sepak Bola Dunia yang mungkin beberapa belum kalian ketahui. Yuk, simak selengkapnya ya!
Berikut penjelasan singkat terkait 10 Pemain Legenda Sepak Bola Dunia.
Pemain sepak bola satu ini menjadi salah satu pemain terbaik yang berasal dari Italia. Permainan lapangannya selalu memikat para penggemarnya, lho. Tidak hanya kehebatan dalam bermain di lapangan, Roberto juga memiliki kunciran rambut yang menjadi ciri khasnya.
Perjalanan karir Roberto Baggio yang kurang lebih 30 tahun selalu memberi kesan pagi para penggemar sepak bola. Teknik dribbling yang dia lakukan merupakan ciri khas dari cara bermainnya juga. Kehebatannya Roberto ini sampai dijuluki bahwa ada malaikat yang selalu bernyanyi di sekitar kakinya. Roberto juga menguasai teknik tendangan bebas melengkung.
Bagi para penggemar olahraga sepak bola dunia pasti sudah tidak asing lagi mendengar nama Pelé. Permainan lapangannya yang handal sempat membuat Pelé menduduki peringkat satu posisi pemain sepak bola terbaik sepanjang masa, lho. Bahkan pada umurnya yang saat itu 17 tahun, ia sudah menggemparkan sepak bola dunia dengan kehebatannya.
Sampai umurnya yang 24 tahun sepanjang karirnya, Pelé sudah mencetak lebih dari 1000 gol. Tidak sampai disitu saja, Pelé juga meraih berbagai penghargaan individu sebagai pemain sepak bola dan juga memenangkan beberapa pertandingan seperti Piala Dunia dan juga FIFA.
Pemain sepak bola yang biasa juga dipanggil dengan Zizou ini merupakan salah satu pemain terbaik pada masanya. Pemain sepak bola yang lahir pada 23 Juni 1972 ini memenangkan berbagai pertandingan bergengsi bersama timnya.
Zizou pernah memenangkan Piala Dunia pada tahun 1998 dan juga mencetak gol bersama Real Madrid ke gawang Bayer Leverkusen pada final Liga Champions lalu. Zizou memiliki ciri khas dengan gaya dan kelincahannya yang tenang dan juga seimbang. Selain Liga Champions dan Piala Dunia, Zidane juga pernah meraih penghargaan sepak bola Ballon d’Or.
Siapa yang tidak kenal dengan Cristiano Ronaldo? Cristiano Ronaldo juga kerap kali memiliki panggilan dengan sebutan CR7. Perjuangannya untuk mencapai titik kesuksesan ini tidaklah mudah.
Pemain sepak bola yang lahir pada 5 Februari 1985 ini pertama kali ditemukan oleh pelatih berkebangsaan Skotlandia yang bernama Sir Alex Ferguson. Sampai saat ini CR7 sudah memenangkan Ballon d’Or sebanyak lima kali, lho. Selain itu ia juga pernah memenangkan pertandingan pada Liga Champions, UEFA Nations League, dan juga memiliki gelar pemain terbaik FIFA.
Pemain sepak bola kelahiran 21 Juni 1955 ini sudah memiliki jejak di olahraga sepak bola pada abad ke-20 dan bertahan dalam jenjang karirnya selama dua dekade, lho. Michel Platini yang berasal dari Perancis ini dikenal juga sebagai playmaker andal. Nomor punggung angka 10 nya itu selalu tampil hebat pada setiap pertandingannya.
Michel Platini juga pernah meraih penghargaan Ballon d’Or selama tiga tahun berturut-turut. Ia juga membawa Perancis memenangkan gelar Kejuaraan Eropa pada tahun 1984 dengan mencetak total 9 gol dalam 5 kali pertandingan.
6. Alfredo Di Stefano
Pemain sepak bola legendaris ini lahir pada 4 Juli 1926 dan sudah memiliki berbagai macam penghargaan sepanjang jenjang karirnya. Alfredo Di Stefano sering juga disebut dengan nama Seta Rubia. Selama karirnya ia pernah memenangkan kategori sebagai “Pemain Spanyol Terbaik” bahkan 4 kali selama karirnya, lho.
Ia juga berhasil memenangkan penghargaan seperti Ballon d’Or pada tahun 1957 dan 1959. Bahkan salah satu pemain legendaris yaitu Michel Platini juga mengakui kehebatan Alfredo Di Stefano ini, lho. Kecerdikannya pada saat bertanding membuat dirinya sangat dikagumi oleh banyak orang. Sayangnya Alfredo Di Stefano sudah meninggal dunia sejak 7 Juli 2014.
Diego Maradona dapat dibilang memiliki tubuh yang lebih kecil dibandingkan pemain sepak bola dalam timnya. Meskipun demikian, Diego Maradona memiliki keterampilan mengontrol bola yang baik, lho. Pemain sepak bola kelahiran 30 Oktober 1960 ini juga memenangkan berbagai pertandingan bergengsi seperti FIFA, Bola Emas Piala Dunia dan juga sepatu Emas Piala Dunia.
Diego Maradona juga dikenal sebagai pemain yang berani, jenius, dan terampil. Keahliannya ini membawa kampung halamannya Argentina menjuarai pertandingan bergengsi. Ia juga pernah memenangkan Copa Del Rey dan Supercopa Espana untuk klubnya, Barcelona.
Pemain sepak bola asal Amsterdam, Belanda ini adalah seorang pelopor pembawa ide brilian yang menggemparkan dunia yaitu “Total Football” kepada Ajax, Barcelona, dan tim nasional Belanda. Johan Cruyff bersama dengan timnya juga meraih beberapa gelar liga dan 3 kejuaraan Eropa, lho.
Johan Cruyff juga tidak kalah dengan pemain sepak bola legendaris lainnya. Ia memenangkan penghargaan Ballon d’Or sebanyak 3 kali pada tahun 1971, 1973, dan 1974. Pemain sepak bola satu ini juga pernah memenangkan Bola Emas Piala Dunia pada tahun 1974 dan pernah memimpin timnya pada posisi kedua di Piala Dunia tahun 1974. Sayangnya ia sudah meninggalkan kita pada 24 Maret 2016 lalu.
Pemain yang berasal dari Argentina ini menempati posisi ketiga sebagai pemain sepak bola terbaik sepanjang masa, lho. Lionel Messi yang berasal dari Argentina ini dikenal dengan gaya free kick-nya. Messi juga dikenal sebagai playmaker yang mampu mengarahkan bola hingga teman satu timnya bisa mencetak gol dengan sempurna.
Messi pernah memenangkan penghargaan Ballon d’Or sebanyak enam kali. Pertandingan bergengsi seperti Liga Champions, Piala Dunia Antarklub FIFA dan juga Pemain Terbaik FIFA juga pernah ia raih.
Pemain sepak bola ini lahir pada 20 Desember 1998 dan masih terbilang sangat muda untuk jenjang karir dan kesuksesan yang ia raih sampai saat ini. Saat Piala Dunia 2018, Mbappe yang berusia 23 tahun itu memenangkan pertandingannya dan berkontribusi pada negara atas kemenangannya.
Saat ini ia bermain sebagai penyerang untuk Paris Saint-Germain (PSG) dan tim nasional Prancis. Sampai saat ini Mbappe telah mencetak sebanyak 25 gol dalam 24 pertandingan di semua ajang, lho.
Nah, itu dia 10 Pemain Legenda Sepak Bola Dunia yang berkesan hingga saat ini. Semoga bisa menambah wawasan ya!
Tak berselang lama dari kedatangan Rafael Struick di Liga Australia, sosok pemain legendaris asal Spanyol, Juan Mata, ternyata sudah terlebih dahulu mengambil keputusan untuk melanjutkan kariernya di Negeri Kanguru.
Pemain berusia 36 tahun itu saat ini memperkuat Western Sydney. Sebelumnya, dia sempat berstatus tanpa klub setelah dilepas oleh klub kasta tertinggi Liga Jepang, Vissel Kobe, pada medio Februari 2024.
Juan Mata bakal menjadi salah satu pemain yang layak dinantikan kiprahnya di A-League 2024/2025. Sebab, eks pemain Timnas Spanyol itu pernah bermain bersama sejumlah klub elite seperti Valencia, Chelsea, hingga Manchester United.
66 Lượt xem Premium07/12/2024
© 2024 — Senayan Developer Community
MONDE--Sejumlah legenda hidup sepak bola dunia hadir pada acara FIFA Club Management Workshop di Jakarta dan Bali, sejak Senin (18/11) hingga Sabtu (23/11/2024).
Pada unggahan instagram resmi Erick Thohir @erickthohir, Jumat (22/11), Ketua Umum PSSI tersebut bertemu dengan beberapa legenda tersebut seperti Fabio Cannavaro, Eric Abidal dan Dennis Wise.
"Senang bisa bertemu dengan pemain legenda yang hadir di FIFA Club Management Workshop di Bali. Ada legenda Chelsea, Dennis Wise, legenda Barcelona, Eric Abidal dan legenda Italia Fabio Cannavaro. Coba comment di bawah yang mau titip salam," tulis Erick dalam unggahannya.
Diketahui acara FIFA Club Management Workshop ini merupakan agenda FIFA yang bekerja sama dengan PSSI dengan menghadirkan sejumlah tokoh penting untuk memberikan wawasan berharga bagi klub-klub negara peserta yang hadir.
Dilansir dari laman resmi PSSI, Erick mengapresiasi dukungan penuh yang diberikan Ornella Desiree Bellia, FIFA Director of Professional Football atas kegiatan yang diikuti sekitar 150 perwakilan klub dari berbagai negara itu.
"Ini suatu kebanggaan FIFA Club Management Workshop diadakan di Indonesia. Kita bisa belajar banyak bagaimana standar klub-klub besar di dunia. Dalam konteks sepakbola Indonesia yang tengah menjalani tranformasi," ujar Erick.
"Kami terus mendapat arahan dari FIFA dalam berkomitmen dan mendorong klub-klub Indonesia agar dapat mengelola organisasi dengan profesional dan mencapai standar tinggi yang setara dengan klub-klub besar internasional," pungkasnya.
FIFA Club Management Workshop menjadi momen penting bagi klub-klub Indonesia untuk belajar langsung dari standar internasional dan meningkatkan profesionalisme dalam pengelolaan klub. Dengan adanya kegiatan ini, PSSI semakin optimistis sepakbola Indonesia dapat melangkah lebih jauh di pentas dunia.(ant)
Di tengah hiruk pikuk perhelatan Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 di Indonesia, salah satu fenomena menarik muncul adalah makin banyak mantan atlet, termasuk pesepak bola, yang terjun ke dunia politik. Fenomena ini ternyata tidak hanya terjadi di Indonesia, tetapi juga di negara lain, salah satunya Brasil. Ada kesamaan menarik antara kedua negara ini. Selain termasuk negara dengan penduduk terbanyak di dunia, Indonesia dan Brasil sama-sama memiliki sepak bola sebagai olahraga favorit.
Persamaan ini tampaknya menjadi salah satu faktor yang mendorong para mantan pemain bola untuk terjun ke dunia politik. Mereka memiliki beragam alasan untuk terjun ke dunia politik. Ada yang ingin mengabdikan diri untuk masyarakat, ada yang ingin memperjuangkan perubahan, dan ada juga yang ingin memanfaatkan popularitas mereka untuk meraih kekuasaan.
Bagaimana kiprah para legenda sepak bola Brasil ini setelah bertransisi menjadi politisi?
Romario kritik penyelenggaraan Piala Dunia 2014 Brasil yang dianggap pemborosan
Romario Faria diakui sebagai salah satu legenda Brasil yang berhasil membawa negaranya menjuarai Piala Dunia 1994. Pemain yang pernah berseragam Barcelona dan PSV Eindhoven ini telah menunjukkan ambisi dan tekad dalam menapaki karier politiknya setelah pensiun dari sepak bola pada 2008. Berbeda dengan kebanyakan pemain sepak bola yang bertransisi sebagai pelatih atau pandit, dia memilih jalan yang lebih menantang dengan terjun ke dunia politik.
Romario mengawali karier politiknya pada 2010 ketika terpilih sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat Brasil di bawah bendera Partai Sosialis Brasil. Ia menggunakan posisinya untuk menyuarakan kritiknya terhadap penyelenggaraan Piala Dunia 2014 di Brasil. Dirinya menilai bahwa turnamen ini menjadi ajang korupsi dan pemborosan hingga melobi pemerintah agar Brasil tidak menjadi tuan rumah.
Kesuksesan Romario di dunia politik tak berhenti di situ. Setelah perhelatan Piala Dunia 2014 selesai, dia terpilih menjadi anggota Senat Brasil mewakili wilayah Rio de Janeiro. Ia memperoleh suara terbanyak dalam pemilihan tersebut, mengalahkan kandidat lain yang pernah mencalonkan diri di wilayah tersebut.